PENILAIAN MEDIA PEMBELAJARAN
I.
PENDAHULUAN
Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris
yaitu “Evalution”. Dalam buku Essentials of Educational Evaluation
karangan Edwin Wand dan Gerald W. Brown dikatakan bahwa: evaluasi adalah suatu
tindakan atau proses untuk menentukan nilai daripada sesuatu. Dari pendapat
tersebut maka evaluasi pendidikan adalah tindakan atau suatu proses untuk
menentukan nilai segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan.
Evaluasi tidak sama arti dengan pengukuran
(measurement). Menurut Wand dan Brown pengukuran adalah suatu tindakan atau
proses untuk menentukan luas atau kuantitas daripada sesuatu.
Dari definisi evaluasi (penilaian) dan
definisi pengukuran (measurement) yang telah disebutkan. Maka dapat diketahui
dengan jelas perbedaan antara penilaian dan pengukuran. Penilaian akan
memberikan jawaban terhadap pertanyaan “how much”, sedangkan penilaian
akan memberikan jawaban terhadap pertanyaan “what value”.
Oleh
karena itu makalah ini akan membahas tentang pengertian penilaian, tujuan atau fungsi
penilaian, prinsip-prinsip penilaian, alat-alat evaluasi atau penilaian.
II.
RUMUSAN MASALAH
a.
Apa pengertian penilaian?
b.
Apa tujuan atau fungsi penilaian?
c.
Apa prinsip-prinsip penilaian?
d.
Apa sajakah alat-alat evaluasi atau penilaian?
III.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Penilaian
Penilaian adalah proses sistematis meliputi pengumpulan
informasi (angka atau deskripsi verbal), analisis, dan interpretasi untuk
mengambil keputusan. Sedangkan penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan
dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta
didik. Untuk itu,
diperlukan data sebagai informasi yang diandalkan sebagai dasar pengambilan
keputusan. Dalam hal ini, keputusan berhubungan dengan sudah atau belum
berhasilnya peserta didik dalam mencapai suatu kompetensi. Jadi, penilaian
merupakan salah satu pilar dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) yang berbasis kompetensi.
Dalam hubungan dengan kegiatan pengajaran,
Norman E. Gronlund (1976) merumuskan pengertian evaluasi adalah
:"Evaluation ... A systematic process of determining the extent to which
instructional objectives are achieved by pupils". (Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan
atau membuat keputusan sampa sejauh mana tujusan-tujuan telah dicapai oleh
siswa). Sedangkan, Wrightstone dan kawan-kawan mengemukakan rumusan evaluasi
pendidikan sebagai berikut: "Educational evaluation is the estimation of
the growth and progress of pupils toward objectives or value in the
curriculum". (Evaluasi pendidikan adalah penaksiran terhadap pertumbuhan
dan kemajuan siswa ke arah tujuan-tujuan atau nilai - nilai yang telah
ditetapkan didalam kurikulum.[1]
Penilaian merupakan suatu proses yang dilakukan melalui
langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi
melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik,
pengolahan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik.
Penilaian dilaksanakan melalui berbagai bentuk antara lain: penilaian unjuk
kerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and
pencil test), penilaian proyek, penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya
peserta didik (portfolio), dan penilaian diri.
Penilaian hasil belajar baik formal maupun informal
diadakan dalam suasana yang menyenangkan, sehingga memungkinkan peserta didik
menunjukkan apa yang dipahami dan mampu dikerjakannya. Hasil belajar seorang
peserta didik tidak dianjurkan untuk dibandingkan dengan peserta didik lainnya,
tetapi dengan hasil yang dimiliki peserta didik tersebut sebelumnya.
Dengan demikian peserta didik tidak merasa dihakimi oleh guru tetapi dibantu
untuk mencapai apa yang diharapkan.[2]
B. Tujuan atau Fungsi Penilaian
Dengan mengetahui makna penilaian ditinjau dari berbagai
segi dalam sistem pendidikan, maka dengan cara lain dapat dikatakan bahwa
tujuan atau fungsi penilaian ada beberapa hal:[3]
a. Penilaian bersifat selektif
Dengan cara mengadakan penilaian guru mempunyai cara
untuk mengadakan seleksi atau penilaian terhadap siswanya. Penilaian itu
sendiri mempunyai berbagai tujuan, antara lain:
1) Untuk memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu.
2) Untuk memilih siswa yang dapat naik ke kelas atau tingkat berikutnya.
3) Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapatkan beasiswa.
4) Untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah, dan sebagainya.
b. Penilaian berfungsi diagnostik
Apabila alat yang
digunakan dalam penilaian cukup memenuhi persyaratan, maka dengan melihat
hasilnya, guru akan mengetahui kelemahan siswa. Di samping itu, diketahui pula
sebab-sebab kelemahan itu. Jadi dengan mengadakan penilaian, sebenarnya guru
mengadakan diagnosis kepada siswa tentang kebaikan dan kelemahannya.
Dengan diketahuinya sebab-sebab kelemahan ini, akan lebih mudah dicari cara
untuk mengatasinya.
c. Penilaian berfungsi sebagai penempatan
Sistem baru yang kini banyak dipopulerkan di negara barat,
adalah sistem belajar sendir. Belajar sendiri dapat dilakukan dengan cara
mempelajari sebuah paket belajar, baik itu berbentuk modul maupun paket belajar
yang lai. Sebagai alasan dari timbulnya sistem ini adalah adnya pengakuan yang
besar terhadap kemampuan individual. Setiap siswa sejak lahirnya telah membawa
bakat sendiri-sendiri sehingga pelajaran akan lebih efektif apabila disesuaikan
dengan pembawaan yag ada. Akan tetapi disebabkan karena keterbatasan sarana dan
tenaga, pendidikan yang bersifat individual kadang-kadang sukar sekali
dilaksanakan. Pendekatan yang lebih bersifat melayani perbedaan kemampuan,
adalah pengajaran secara kelompok. Untuk dapat menentukan dengan pasti
dikelompok mana seorang siswa harus ditempatkan, gunakan suatu penilaian. Sekelompok
siswa yang mempunyai hasil penilaian yang sama, akan berada dalam kelompok yang
sama dalam belajar.
d. Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan
Fungsi keempat dari penilaian ini dimaksudkan untuk
mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan. Keberhasilan program
ditentukan oleh beberapa faktor yaitu faktor guru, metode mengajar, kurikulum,
sarana dan sistem administrasi.
C. Prinsip Penilaian Kelas
a. Mengacu ke kemampuan (competency referenced)
Penilaian kelas perlu disusun dan dirancang untuk
mengukur apakah siswa telah menguasai kemampuan sesuai dengan target yang
ditetapkan dalam kurikulum. Materi yang dicakup dalam penilaian kelas harus
terkait secara langsung dengan indikator pencapaian kemampuan tersebut. Ruang
lingkup materi penilaian disesuaikan dengan tahapan materi yang telah diajarkan
serta pengalaman belajar siswa yang diberikan. Materi penugasan atau ulangan
harus betul-betul merefleksikan setiap kemampuan yang ditargetkan untuk
dikuasai siswa. Materi yang tidak langsung terkait dengan kemampuan tidak perlu
dicakup dalam penilaian di kelas. Namun demikian, guru tetap dapat mencatat
hal-hal tersebut sebagai bahan dalam melakukan analisis dan umpan balik hasil
penilaian.
b. Berkelanjutan (continuous)
Penilaian yang dilakukan di kelas oleh guru harus
merupakan proses yang berkelanjutan dalam rangkaian rencana mengajar guru
selama satu semester dan tahun ajaran. Rangkaian aktivitas penilaian kelas yang
dilakukan oleh guru melalui tugas, pekerjaan rumah (PR), ulangan harian,
ulangan tengah dan akhir semester, serta akhir tahun ajaran merupakan proses yang berkesinambungan dan
berkelanjutan selama satu tahun ajaran.
c. Didaktis
Alat yang akan digunakan untuk penilaian kelas berupa tes
maupun non-tes harus dirancang baik isi, format, maupun tata letak (lay out)
dan tampilannya agar siswa menyenangi dan nenikmati kegiatan penilaian.
Perancangan bahan penilaian yang kreatif dan menarik dapat mendorong siswa
untuk menyelesaikan tugas penilaian, baik yang bersifat individual maupun
kelompok dengan penuh antusias dan menyenangkan. Alat penilaian kelas seperti
ini dapat menumbuhkan rasa keingintahuan siswa lebih dalam dan mendorong
belajar lebih giat.
d. Menggali informasi
Penilaian kelas yang baik harus dapat memberikan
informasi yang cukup bagi guru untuk mengambil keputusan dan umpan balik.
Pemilihan metode, teknik dan alat penilaian yang tepat sangat menentukan jenis
informasi yang ingin digalidari proses penilaian kelas. Acuan sederhana yang
dapat digunakan guru adalah prinsip “sedikit tapi banyak” (less is more).
Prinsip ini dimaksudkan agar guru melakukan penilaian dengan cakupan materi dan
kemampuan yang tidak terlalu banyak tetapi informasi yang diperoleh dari
penilaian tersebut sangat dalam dan luas. Oleh karenanya, bentuk soal dan
penugasan yang terbuka, seperti soal uraian dan pemecahan masalah sangat
dianjurkan untuk ulangan harian yang disiapkan guru. Sebaiknya, bentuk soal
lebih tertutup, seperti pilihan ganda dan uraian terstruktur, lebih dianjurkan
untuk penilaian yang materinya bersifat luas dan komprehensif seperti pada
ulangan akhir semester dan dan akhir tahun ajaran.
e. Melihat yang benar dan yang salah
Dalam melaksanakan penilaian, guru hendaknya melakukan
analisis terhadap hasil penilaian dan kerja siswa secara seksama untuk melihat
adanya kesalahan yang secara umum terjadi pada siswa sekaligus melihat hal-hal
positif yang diberikan siswa. Hal-hal positif tersebut dapat berupa, misalnya,
jawaban benar yang diberikan siswa di luar perkiraan atau cakupan yang ada pada
guru. Siswa yang memiliki kecerdasan, pengetahuan dan pengalaman sangat mungkin
memberikan jawaban dan penyelesaian masalah yang tidak tersedia pada bahan yang
dianjurkan di kelas. Demikian juga, melihat pola kesalahan yang umum dilakukan
siswa dalam menjawab dan menyelesaikan masalah untuk materi serta kompetensi
tertentu sangat membantu guru dalam melakukan perbaikan dan penyesuaian program
belajar mengajar. Analisis terhadap kesalahan jawaban dan penyelesaian masalah
yang diberikan siswa sangat berguna untuk menghindari terjadinya miskonsepsi dan
ketidakjelasan dalam proses pembelajaran. Guru hendaknya memberikan penekanan
terhadap kesalahan-keslahan yang bersifat umum tersebut.
D. Alat-alat Evaluasi atau Penilaian
a.
Alat
Evaluasi
Dalam
pengertian umum, alat adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah
seseorang untuk melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara lebih efektif dn
efisien. Kata "alat"biasa disebut juga dengan "instrumen".
Dalam menggunakan alat tersebut evaluator mengunkan cara atau teknik, dan oleh
karena itu dikenal dengan teknik evaluasi. Ada dua teknik evaluasi, yaitu :[4]
1. Teknik nontes
Yang tergolong teknik nontes
adalah :
a.
Skala
bertingkat
Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap
sesuatu pertimbangan. Sebagai contoh adalah skor yang diberikan oleh guru di
sekolah untuk menggambarkan tingkat prestasi belajar siswa. Siswa yang mendapat
skor 8, digambarkan di tempa yang lebih kanan dalam skala, dibandingkan
penggambaran skor 5. Dengan menggunakan skala pencatatannya dapat objektif.
4 5 6 7 8
a.
Kuesioner
Kuesioner
juga sering juga dikenal dengan angket pada dasarnya, kuesioner adalah sebuah
daftar pertanyaan yang harus di isi oleh orang yang akan di ukur. Macam-macam
kuesioner, dapat di tinjau dari beberapa segi:
1.
Ditinjau dari segi siapa yang menjawab
a)
Kuesioner
langsung
Kuesioner
dikatakan langsung jika kuesioner tersebut dikirimkan dan di isi langsung ileh
orang yang akan dimintai jawaban tentang dirinya.
b)
Kuesioner
tidak langsung
Kuesioner
tidak langsung adalah kuesioner yang dikirim dan di isi oleh bukan orang yang
diminta keterangaanya.
2.
Ditinjau dari segi cara menjawab
a)
Kuesioner tertutup
Kuesioner
tertutup adalah kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihn jawaban
lengkap sehingga pengisiannya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih.
b)
Kuesioner terbuka
Kuesioner
terbuka adalah kuesioner yang disusun sedemikian rupa sehingga para pengisi
bebas mengemukakan pendapatnya. Kuesioner terbuka disusun apabila macam jawaban
pengisi belum terperinci dengan jelas sehingga jawabannya akan beraneka ragam.
Keterangan tentang alamat pengisi, tidak mungkin diberikan dengan cara memilij
pilihan jawaban yang disediakan. Kuesioner terbuka juga digunakan untuk meminta
pendapat seseorang.
b.
Daftar cocok (check list)
Yang dimaksud
dengan daftar cocok adalah deretan pernyataan (yang biasanya
disingkat-singkat), dimana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda check
list di tempat yang sudah disediakan.
c.
Wawancara
Wawancara atau
interview adalah suatu metode yang di gunakan untuk mendapatkan jawaban dari
responden dengan jalan tanya-jawab sepihak. Wawancara dapat di lakukan dengan 2
cara, yaitu :
a)
Interview
bebas, responden mempunyai kebebasan untuk mengutarakan pendapatnya, tanpa di
batasi oleh patokan-patokan yang telah di buat oleh subjek evaluasi
b)
Interview
terpimpin, yaitu interview yang di lakukan oleh subjek evaluasi dengan cara
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sudah di susun terlebih dahulu.
d.
Pengamatan
Pengamatan atau
observasi adalah suatu teknik yang di lakukan dengan cara mengadakan pengamatan
secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Ada 2 macam observasi :
a)
Observasi
partisipan, yaitu observasi yang di lakukan oleh pengamat, tetapi dalam pada
itu pengamat memasuki dan mengikuti kegiatan kelompok yang sedang di amati.
b)
Observasi
sistematik, yaitu observasi dimana faktor-faktor yang di amati sudah di daftar
secara sistematis dan sudah di atur menurut kategorinya. Berbeda dengan
observasi partisipan, maka dalam observasi sistematik pengamat berada di luar
kelompok.
c)
Observasi
eksperimental terjadi jika pengamat tidak berpartisipasi dalam kelompok.
e.
Riwayat
Riwayat hidup
adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam masa kehidupannya.
2. Teknik tes
Tes merupakan suatu alat pengumpul informasi
tetapi jika di bandingkan dengan alat-alat yang lain, tes bersifat lebih resmi
karena penuh dengan batasan-batasan. Tes juga suatu cara untuk mengadakan penilaian yang
berbentuk suatu yugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak
atau sekelompok anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku
atau prestasi anak tersebut, yang dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai
oleh anak-anak lain atau dengan nilai standar yang di tetapkan. [5]
Dari definisi di atas maka akan ditemukan unsur-unsur tes sebagai berikut:
1.
Bahwa tes itu berbentuk suatu tugas yang
terdiri dari pertanyaan-pertanyaan atau perintah-perintah.
2.
Bahwa tes itu diberikan kepada seorang anak
atau sekelompok anak untuk dikerjakan.
3.
Bahwa respon anak atau kelompok anak tersebut
dinilai.
Ditinjau dari segi penyusunannya, tes hasil
belajar dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Tes buatan guru, yaitu tes yang disusun sendiri oleh guru yang akan
mempergunakan tes tersebut.
2. Tes buatan orang lain yang tidak distandarisasikan. Seorang guru dapat
mempergunakan tes-tes yang dibuat oleh orang lain yang dianggap cukup baik.
3. Tes standart atau tes yang telah distandarisasikan, yaitu tes-tes yang
telah cukup valid, dan reliable berdasarkan atas percobaan-percobaan terhadap
sample yang cukup luas dan representatif.
Apabila meninjau jenis tes hasil belajar dari
segi bentuk jawaban atau bentuk respon, maka tes hasil belajar dibedakan
menjadi dua:
1. Tes tindakan
Yaitu apabila jawaban atau respon yang
diberikan oleh anak itu berbentuk tingkah laku. Jadi, anak itu berbuat sesuai
dengan perintah atau pertanyaan yang diberikan.
2. Tes verbal
Yaitu apabila jawaban atau repon yang
diberikan oleh anak berbentuk bahasa, baik bahasa lisan maupun tulisan. Jadi,
anak akan mengucapkan atau menulis jawabannya, sesuai dengan pertanyaan ataupun
perintah yang diberikan.
IV.
KESIMPULAN
Evaluasi tidak sama
arti dengan pengukuran (measurement). perbedaan antara penilaian dan
pengukuran. Penilaian akan memberikan jawaban terhadap pertanyaan “how
much”, sedangkan penilaian akan memberikan jawaban terhadap pertanyaan “what
value”. Pengertian penilaian sendiri adalah proses sistematis meliputi
pengumpulan informasi (angka atau deskripsi verbal), analisis, dan interpretasi
untuk mengambil keputusan. Sedangkan penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan
dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta
didik.
Tujuan atau
fungsinya adalah penilaian bersifat selektif, penilaian bersifat diagnostik,
penilaian bersifat penempatan, penilaian bersifat sebagai pengukur keberhasilan.
Adapun itu penilaian juga mempunyai berbagai prinsip, yaitu Mengacu ke
kemampuan (competency referenced), berkelanjutan (continous), didaktis, menggali informasi,
melihat hal yang benar dan salah.
Evaluasi atau penilaian juga mempunyai alat yang berperan
di dalamnya. Untuk menggunakan alat dengan benar di perlukan beberapa teknik
yang benar pula. Teknik yang di gunakan untuk penilaian adalah teknik nontes
dan teknik tes. Untuk teknik nontes dibagi dalam beberapa macam, seperti skala
bertingkat, kuesioner, daftar cocok, wawancara, pengamatn, dan riwayat. Selain
teknik nontes juga ada teknik tes. Macam-macamnya yaitu ditinjau dari segi
penyusunannya,seperti tes buatan guru,buatan orang lain,tes standart yang distandarisasikan.
Jika ditinjau dari segi bentuk jawaban yaitu tes tindakan dan tes verbal.
V.
PENUTUP
Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan. Kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Karena
sesungguhnya kesempurnaan itu milik Allah dan kekurangan bagian dari kita. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk
memperbaiki makalah berikutnya. Semoga makalah ini bermafaat dan menambah
referensi pengetahuan kita. Terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Purwanto,
M. Ngalim, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
(Bandung
: PT Remaja Rosdakarya, 2002).
http://bangsies.blogspot.com/2012/02/pengertian-penilaian.html, Jumat, 22 Maret 2013, 10.57
Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi
Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012).
Arikunto, Suharsiwi, Dasar-Dasar Evaluasi
Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010).
Nur Kancana, Wayan, Sumartana, (Surabaya:
Usaha Nasional, 1986Aksara,2010).
[1] Drs. M. Ngalim
Purwanto, MP., Prinsip-prinsip dan teknik evaluasi pengajaran, (Bandung
: PT Remaja Rosdakarya, 2002), hlm 3.
[3] Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan,
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), hal. 10-11.
[4] Prof. Dr.
Suharsiwi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:PT Bumi Aksara,2010) hlm.25-36.
0 komentar:
Posting Komentar